Where’d You Go, Bernadette

IMG_3140

Judul: Where’d you go, Bernadette

Penulis: Maria Semple

Tahun Terbit: 2012

Penerbit: Back Bay Books; Little, Brown and Company

Bernadette adalah seorang ibu rumah tangga. Putrinya, Bee adalah murid yang cemerlang, baik hati, rajin menolong, dan popular di sekolah. Sedangkan suaminya adalah asset penting perusahaan Microsoft. Mereka bertiga tinggal Seattle (obviously). Lalu kemana dan mengapa dia pergi/menghilang?

Buku ini menarik. Menceritakan drama keluarga dengan mengunakan dokumen resmi, surat, berita di surat kabar, script wawancara, receipt, email, maupun pesan singkat. Setiap chapter ditutup dengan Bee menceritakan dan membahas persepsinya, pandangannya, atau informasi tambahan tentang kejadian atau topik pada chapter tersebut. Satu persatu bukti-bukti tersebut dirangkai untuk menceritakan kronologis hilangnya si ibu dan dianalisa untuk mencari tau kemana kira-kira ia pergi dan mengapa.

Chapter pertama dibuka dengan rapor Bee yang sempurna. Buku rapor ini adalah awal semuanya. Bernadette dan suaminya pernah berjanji akan mengabulkan apa saja yang diminta Bee jika ia mendapatkan nilai sempurna untuk semua mata pelajaran. Jadi Bee pun menagih janji tersebut. Dia minta agar liburan sekolah ini mereka sekeluarga jalan-jalan ke Antartika.

Dari dokumen, surat, email, artikel majalah, maupun pesan singkat yang menjadi sarana bercerita si penulis kita pun akan melihat pribadi unik Bernadette. Bahwa dia dahulunya adalah seorang arsitek hebat dan terkenal, yang karirnya hancur akibat kapitalis sombong yang tidak mengerti seni. Bahwa dia kemudian patah semangat dan memutuskan ikut suaminya ke Seattle. Bahwa dia sebenarnya benci Seattle, tidak akur dengan tetangganya ataupun orang tua teman sekelas Bee. Bahwa dia terisolir dan satu-satunya akses dia dengan dunia luar hanyalah virtual asistennya; yang tinggal di India; yang di-hired untuk mengerjakan semua hal yang mengharuskan Bernadette berhubungan dengan dunia luar mulai dari belanja, bayar tagihan, mencari tukang kebun, membuat itinerary perjalanan, mencari informasi, mencari dokter, dan semua-semuanya (dan ternyata si asisten adalah anggota jaringan teroris global). Dia tidak nyaman bersosialisasi; sehingga permintaan Bee untuk berpesiar ke Antartika sebenarnya membuatnya sangat tertekan (mulai dari berusaha mencari alasan untuk tidak ikut, kemudian berbalik melakukan persiapan yang berlebihan, dan akhirnya menghilang mendekati hari-h).

Jika terjadi masalah kita (at least saya) selain mencari tau penyebabnya pasti mencari tau ‘ini salah siapa?’ [tujuannya untuk berkaca, refleksi buat diri sendiri, biar ga melakukan kesalahan yang sama, biar lebih wise :)]. Biasanya seh semua aktor punya kontribusi tapi tiap orang tentu berbeda-beda tingkat kontribusinya. Pada kasus menghilangnya Bernadette, ada dua tokoh utama yang menurut saya paling banyak salah. Yang pertama tentunya dia sendiri karena membiarkan dirinya larut dalam penyesalan atau kepahitan ketika maha karyanya dihancurkan begitu saja. Dia tidak bangkit. Dia bahkan tidak mencari pertolongan. Dia berhenti, quit! Kedua suaminya, karena dia menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya yang spektakuler, bisanya menyalahkan Bernadette tanpa berusaha memahami, dan parahnya mencari penghiburan dari wanita lain. Cih.

Tapi, bukunya happy ending, Bee menemukan Bernadette dan dia balik lagi kerumah. Dulu saya menganut paham tidak ada kata ampun untuk perselingkuhan. Tapi sekarang, entah karena semakin dewasa atau entah karena dunia memang sudah tua, saya menganut paham selalu ada kesempatan kedua (tapi hanya sampai kesempatan kedua loh). Jadi meskipun si suami pernah berselingkuh, saya anggap utuhnya kembali keluarga mereka merupakan happy ending.

Ada dua hal yang saya pelajari dari buku ini, mereka adalah:

1. Milikilah sahabat;

Saya juga adalah orang yang lebih memilih nonton atau baca buku seharian dari pada bersosialisi dengan orang lain (mahal, menghabiskan waktu, menguras energi, makan perasaan). Apalagi sekarang, teknologi sangat membantu kita untuk menciptakan dunia sendiri, tapi itu ga sehat. Bagaimana pun kita adalah makhluk sosial (pelajaran sd kelas 3) yg ga mungkin bertahan tanpa orang lain; yang ga mkn hidup tanpa berbagi, berbagi kebahagian dan berbagi beban hidup.

2. If you need help, get some.

Untuk sebagian orang kalo punya masalah lebih enak dipendam sambil tersenyum lebar kepada dunia. Apalagi kalo masalahnya sangat pribadi atau kelihatannya gakan ada yang bisa bantuin menyelesaikan. Lebih baik dibiarkan dan bilang kalo kita baik-baik saja. Tapi ini kaya bom waktu, dan kalo meledak dampaknya bukan kita saja yang rasakan tapi orang2 sekeliling kita dan diurutan paling atas adalah orang-orang yang kita sayang. Jadi kalo ada masalah dan kita ga bisa menyelesaikannya minta tolonglah.[Tapi saya memang bukan tipe yang ini seh, saya malah tipe yang sebaliknya yang kalo ada masalah kecil aja semua org mesti tau]

Selamat membaca.

_dc_

Leave a comment